Monday, September 30, 2013

Belajar Sabar dan Ikhlas
Dari : Jowir


Hari sabtu memang hari yang ramai, apalagi untuk klinik ditempat saya...maklumlah di Saudi arabia libur nasional memang jatuh pada hari jum'at dan untuk pekerja dipemerintahan seperti kita ini, kita mendapatkan libur dua hari yaitu kamis dan jum'at, makanya tak heran jika hari sabtu adalah hari yang sibuk. Setelah mempersiapkan semua yang diperlukan tibalah giliran untuk memanggil para pasien, sebelumnya semua pasien yang datang hari ini sudah ada jadwal masing-masing jadi kita tinggal melihat daftar dan jumlah pasien yg kita tangani dalam satu harinya, baguslah teratur dan terjadwal. Reception memberikan daftar pasien ke saya, terlihat disitu angka 9 jadi bisa disimpulkan jumlah pasien saya hari ini sebanyak 9 orang. Di daftar itu juga bisa dilihat ada spesifikasi dari pasien yaitu berupa huruf F (follow up) dan N (new), yang berarti pasien baru dan pasien lama. 
Untuk pasien baru saya harus melihat file dan data-data yang mendukungnya seperti catatan laboratorium, jantung dan yg paling penting adalah rongent/x-rays/MRI. Ada 3 pasien baru hari ini tetapi hanya satu pasien yang menarik bagi saya karena yang lainnya kasusnya rata-rata yaitu LBP (lower Back Pain) dan ACL tear (Anterior Crusiatum Ligament) sedangkan yang satunya yang menarik adalah karena dia ada kelainan pada otaknya dan dokter mendiagnosisnya dengan CP (Cerebral Palsy). Jadwal pasien CPku ini jam 9 pagi, saat itu yg kulakukan hanya membaca file dan mengambil surat rujukan dari dokter untuk fisioterapi, filenya sangat tebal dan sanagt dimaklumi karena dia menjadi pengunjung tetap rumahsakitku sejak bayi. Saat itu jam menunjukkan jam 8.30 pagi ketika saya memanggil pasien, saya melihat seorang anak ABG yg sedang duduk di kursi roda dan posisi anak itu membungkuk dan terlihat dia kurang bisa mengontrol gerakannya dan dia melihat kearah saya sambil mengucap salam dan ayahnya memberikan kertas appoitment kepadaku.
Namanya daghdiri dia warganegara Saudi Arabia, tapi kalau melihat tampang dan wajahnya dia mirip orang sudan dan nama keluarganya kurang populer dikalangan kabilah saudi, umurnya baru 15 tahun. Ketik  kubalas salamnya dan secara spontan diapun berusaha melambaikan tangannya yg ingin berjabat tangan denganku, dia sangat kesulitan karena dia tidak bisa mengontrol gerakan tangannya selain itu ada spastic juga pada ototnya sehingga membuat dia kesulitan bergerak. Saat itu aku hanya bisa bersyukur pada anugreah yang diberikan Allah padaku berupa tubuh normal tanpa cacat apapun. Ada satu hal yg membuatku menarik dalam filenya, yaitu catatan kecil dari dokter yang menyatakan bahwa ibunya menolak anak tersebut dan ibunya menjadi histeris jika melihat si hamad dihadapannya. Ketika gilirannya datang tepat jam 9.00 pagi dengan senang dia menjawab sambutanku dalam bahasa arab "aiwa" maksudnya iya. Dengan kursi roda ayahnya mendorongnya masuk keruang treatment dengan sekali-kali kulihat kepalanya menggeleng-geleng karena adanya reaksisimtomatik. Anak ini termasuk cerdas dia berusaha menjawab pertanyaanku secara benar walaupun bahasanya kurang kumengerti tapi bapaknya paham dan sesekali menenrjemahkannya padaku. Ternyata dia anak tertua dikeluarganya dan dia punya 3 saudara yg semuanya normal, masyallah tabarakallahu......

Sedari awal aq mendengar dia sering bercerita tentang adiknya yg pintar dan pandai bermain bola, setelah aku tanya apakah kamu bisa bermain bola dia bilang aku bisa bermain bola tapi Allah gak mengijinkan aku jadi aku hanya mendoakan saja agar adikku bisa menjadi apa yang kuingini dan ketika aku melihat dia bermain aku merasa akulah yg main saat itu. Aku hanya tersenyum padanya mendengar ucapannya yg terbata...dan dia bilang padaku targetnya adalah bisa jalan walaupun paki kruk..aku tanya kenapa...aagar aku bisa kemasjid sholat jamaah dan tidak merepotkan bapakku dan dia tidak ingin bapaknya sakit punggung karena keseringan mengangkat badannya yg semakin besar...dia tidak menagis dia tertawa dan tekadang aku melihat bapaknya yg pendiam sesekali mencium keningnya.

Semua badannya kaku dan otot paha sama betisnya dan kontraktur jd sangat sulit untuk menggerakkannya, dalam hal ini aku mengaplikasikan tehnik bobaeth...walaaupun tidak mutlak sesekali aku memfasilitasi gerakan kaki dan tangannya aku ajarkan kepada ornagtuanya agar setiap tiga jam untuk menggerakkan anggota tubuhnya agar tidak semakin kaku. Dengan santai dijawab kalo setiap 3 jam bapaknya tidak menyanggupinya karena dia harus kerja, bapaknya adalah seorang sopir dan dia tidak punya waktu dipagi jam 8 sampai jam 2 siang, tetapi dengan santai hamad menjawab iya bapak kerja saja aku bisa mengaturnya dia bercerita setelah sholat subuh bapak gerakkan saja aku setelah bapak kerja kan masih ada adik-adikku yang bisa membantu. Saya terdiam sejenak dan berkata dalam hati bahwa keterbatasan bukan berarti harus terbatas dalam hati, tidak ada yang bisa membatasinya dan anak bijak ini menjadi contoh betapa sebuah keterbatasan adalah kekurangannya.
Setelah kira-kira 45 menitan akhirnya terapi dan latihan selesai, seperti biasa saya memberikan pengarahan dan saran-saran kepada orangtuanya dan ketika saya menyampaikan salam perpisahan kepada hamad, dia berusaha menarik bajuku dan mau mengatakan sesuatu ditelingaku dengan terbata-bata dia memintaku agar mendoakannya dan ibunya. Dan dia bangga pada ibunya walaupun tidak pernah melihatnya dan dia ingin segera berjalan agar bisa datang menemui ibunya, meminta maaf dan mencium keningnya. Subkhanallah semoga menjadi pembelajaran bagi saya dan anda yang membacanya
Posted by RIKO JOWIR On 9/30/2013 No comments

0 comments:

  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube

    Blogger news

    Blogroll

    Did You Know... »»

    About